Senin, 29 Desember 2008

Peran Guru

Para guru menggunakan banyak hal yang berbau metafora untuk menggambarkan potret diri mereka dan apa peran mereka dalam dunia pendidikan. Di satu pihak mereka mengatakan bahwa “ kita ini adalah para aktordan aktris yang selalu tampil di atas panggung.” Sementara di pihak lain mereka mengatakan bahwa “ kita ibarat pemandu orchestra yang memandu jalannya percakapan dengan menetapkan nada dan iramanya. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa “kita laksana tukang kebun yang rutin menanam bibit dan mengawasinya hingga tumbuh dan berkembang biak. Anggapan-anggapan tersebut seyogyanya memang benar dan menunjukkan bahwa seperti itulah profil guru dalam kaitannya dengan pengajaran yang sebenarnya.
Beberapa kamus juga mendeskripsikan pesan-pesan yang bervariasi tentang pengajaran. Menurut Cambridge International Dictionary of English, mengajar adalah memberikan pengetahuan / wawasan kepada seseorang, memerintah sekaligus melatihnya. Sementara Longman Dictionary of Contemporary English mengemukakan bahwa mengajar adalah memberitahu seseorang cara melakukan sesuatu atau mengubah ide seseorang.
Beberapa pandangan tadi bercampur baur dengan beberapa deskripsi seputar sosok guru. Dan karena fungsi guru berbeda-beda dalam hal pengajaran, kita perlu membuktikan bahwa peran guru tidak hanya berhubungan dengan pendidikan secara umum, tetapi juga bagaimana proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas.

Ada beberapa hal yang ingin penulis utarakan dalam tulisan ini terkait dengan sosok penerus Ki Hajar Dewantara ini.

A. PERANAN GURU
Di dalam kelas peranan guru mungkin saja berubah seiring dengan banyaknya ragam kegiatan yang dilakukan di dalam kelas. Jika guru lihai membuat banyak perubahan dalam kegiatan pengajaran maka tingkat efektifitas belajar mengajar dapat tercapai.
Kata “fasilitator” seringkali dikaitkan dengan peran guru sebagai agen pembelajaran bukan sebagai subjek pembelajaran yang lazim disebut “Learner-centered-lessons” dimana guru haruslah memfasilitasi siswa belajar dengan cara memberikan banyak waktu belajar kepada mereka untuk membahas topik-topik yang disajikan dan guru sendiri lebih bertindak sebagai komentator yang mengomentari setiap paparan dan penjelasan yang diberikan siswa. Peran gurupun akan bertambah menjadi sumber belajar sekaligus tutor bagi para peserta didik. Peranan lain yang juga tak kalah pentingnya adalah memfasilitasi kemajuan siswa dengan beberapa cara dan strategi yang akan dibahas lebih lanjut pada bab ini sehingga kedepannya siswa akan cepat mengadopsi kegiatan pembelajaran.

1. Sebagai Pengawas
Berbicara tentang peran guru sebagai pengawas berarti berbicara tentang tanggung jawab guru untuk memberikan situasi yang kondusif terhadap terlaksananya proses dan kegiatan belajar mengajar yang aktif dan kreatif dimana siswa akan bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Pengawas akan mengambil bagian dalm menjelaskan materi yang akan dibahas, melakukan pengulangan demi pengulangan, membaca nyaring, dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjukkan kualitas pengajaran guru di dalam kelas. Guru yang benar-benar melakukan tugasnya sebagai pengawas akan memberikan paradigm yang baik di mata muridnya karena pada posisi ini murid merasa sangat dihargai dan diberi kesempatan untuk mengeluarkan semua argumentasi mereka dibandingkan dengan hanya menjadi pendengar setia setiap ocehan gurunya. Image guru sebagai stasiun tranmisi ilmu pengetahuan akan lebih menyenangkan untuk dicerna oleh masyarakat daripada sebagai pengawas, walaupun logikanya kedua kata tersebut sama secara fungsi. Masyarakat dapat mengingat sosok guru mereka pada zaman dulu sebagai sebuah hadiah yang tidak terlupakan, yang senantiasa memberikan inspirasi dan mengarahkan mereka dengan pengetahuan melalui karismanya. Tetapi tidak semua guru mampu menginsipirasi muridnya dan memiliki karisma yang sanggup mengubah watak dan perilaku siswa dari yang tidak berpengetahuan menjadi berpengetahuan. Tentu saja, dalam menjalankan peran sebagai pengawas, tidak semua guru mahir dalam menjalankan tugasnya. Karena ketika dihadapkan pada suatu pertanyaan yang sulit yang diajukan siswa, guru yang tidak siap dengan kata lain tidak kompeten akan menemui hambatan dalam menjelaskan dengan detail apa maksud dari pertanyaan yang diberikan siswa tersebut. Dan ini sering terjadi di dalam kelas di mana guru gagal melakukan tugasnya sebagai pengawas yang kompeten. Dan ini akan sangat mengganggu suasana belajar mengajar yang terarah.

2. Sebagai Pengelola
Salah satu bagian yang paling penting sehubungan dengan tugas guru adalah mengelola siswa dalam melakukan beragam aktifitas di dalam kelas. Kegiatan yang dilakukan guru sebagai pengelola adalah memberikan informasi kepada siswa, menjelaskan tentang kegiatan apa yang akan dilakukan, membentuk siswa secara berpasangan atau kelompok dan akhirnya merangkum semua kegiatan tatap muka. Ketika siswa tidak mengerti akan tugas yang akan dilakukan atau tidak mengerti sama sekali kegiatan apa yang akan dilakukan bersama teman-teman dalam satu kelas, atau bahkan menemui kesulitan dalam membentuk kelompok bersama teman-temannya, disinilah peran guru sebagai pengelola teruji. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melibatkan semua siswa dalam membuat keputusan. Berikan sedikit waktu luang untuk mengambil bagian dalam hal ini. Berikan penjelasan yang bijak, tegas dan konsisten bahwa kegiatan yang dilakukan adalah dalam rangka kemajuan siswa dalam belajar. Ragam kegiatan yang dilakukanpun seyogyanya memiliki tujuan yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Dan tak lupa menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, tentang apa yang harus dilakukan siswa pertama kali, kedua kali dan seterusnya.

3. Sebagai Penilai
Peran sebagai penilai lebih menekankan kepada pemberian feedback, correction, dan meningkatkan pemahaman siswa dengan berbagai cara. Para siswa harus diberi tahu mengapa mereka harus dinilai dan aspek-aspek apa saja yang berhubungan dengan penilaian. Mereka harus diberi tahu apa yang kita inginkan dari mereka dan target keberhasilan yang harus dicapai. Hal yang paling penting sehubungan dengan penilaian adalah keadilan. Siswa yang kritis akan mempertanyakan mengapa mereka mendapat nilai seperti ini dan itu serta mengkritisi jenis penilaian yang dilakukan oleh guru. Jika guru tidak menanggapinya atau bahkan bahkan menanggapinya tapi menyimpang dari aturan yang sebenarnya, maka bisa dikatakan bahwa guru tersebut bukanlah asesor yang baik. Reaksi ini akan menimbulkan ketidaknyamanan siswa dalam belajar. Kalaupun memang siswa mendapat nilai buruk, hendaknya dikomunikasikan dengan cara baik-baik.
4. Sebagai Pendorong atau Pembisik
Jika suatu saat siswa kehilangan ide padahal mereka sedang dalam melakukan kegiatan belajar, beri mereka penguatan agar mereka keluar dari kesulitan serta mendukung mereka dengan beberapa bantuan kalimat yang terlontar dari mulut kita. Guru tidak harus membantu mereka secara utuh, tapi memberikan kesempatan pada mereka untuk bertindak lebih kreatif lagi. Guru juga harus konsisten bahwa perlakuan tersebut harus diberikan kepada semua siswa dan bukan siswa tertentu saja.

5. Sebagai Partisipan atau Peserta
Fenomena pembelajaran yang sering terjadi adalah seringkali ketika siswa melakukan kegiatan belajar seperti diskusi, role playing, ataupun kelompok kerja eksperimen, guru senantiasa berdiri membelakangi kegiatan tersebut, membiarkan siswa belajar sendiri atau bahkan hanya berbicara pada saat siswa melakukan kesalahan. Padahal ada kalanya guru juga harus terlibat sebagai peserta dalam kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan siswa tentu saja dengan tidak menjual harga diri kita sebagai seorang guru. Ada beberapa alasan mengapa kita harus terlibat dalam kelompok diskusi siswa, selain adanya kedekatan antara siswa dan guru, kita juga bisa menjadi penggembira proses KBM. Siswa akan merasa memiliki guru secara utuh dan menikmati kegiatan pembelajaran bersama dengan guru mereka yang mungkin intensitas pertemuan keduanya sangat jarang dilakukan. Di samping sisi positif tersebut, ada pula hal negative yang harus diantisipasi oleh guru karena peran guru akan kembali menjadi dominan dibanding siswa. Hal ini dikarenakan guru memiliki wawasan yang lebih ketimbang siswa. Sehingga perlu beberapa trik khusus untuk menghindari situasi seperti ini.

6. Sebagai Sumber belajar
Untuk menjalankan peran sebagai sumber belajar, berarti guru harus menempatkan posisi mereka sebagai penolong yang siap kapan saja, tapi bukan berarti guru harus menyuapi murid terus menerus yang mengakibatkan munculnya sifat ketergantungan.

7. Sebagai Tutor
Ketika siswa melaksanakan pembelajaran baik dengan cara berpasangan ataupun kelompok, guru harus berjalan mengelilingi setiap pasangan dan kelompok dalam kelas dengan menyediakan waktu beberapa menit untuk menawarkan bantuan sekiranya siswa memerlukan penjelasan dan panduan khusus akan suatu materi pembelajaran. Jika guru tidak memposisikan diri mereka sebagai tutor yang baik, maka yang paling dirugikan dalam hal ini adalah para siswa.

8. Sebagai Pengamat
Hal yang perlu dilakukan guru sebagai pengamat adalah pemberian umpan balik kepada siswa baik secara individu maupun kelompok. Hindari segala hal yang dapat membingungkan mereka, menggantung atau memberikan kata-kata yang tidak jelas bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan topic yang sedang dibahas. Perlunya mencatat dalam lembar observasi, kegiatan apa saja yang terjadi di dalam kelas, penampilan siswa dalam belajar, serta kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar beserta keberhasilan yang dicapai.

B. GURU SEBAGAI PELAKON
Guru mempunyai keunikan dan gaya yang berbeda-beda dalam mengajar sehingga tingkah laku dalam mengajar pun berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Karena perbedaan itulah maka diperlukan suatu parameter keberhasilan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan guru sehubungan dengan tugasnya sebagai pelakon.

Kegiatan Aksi Guru
1. Permainan secara tim giat, berani, jelas, adil
2. Bermain jelas, berani, pasif, mendukung
3. Guru membaca nyaring menyuruh, melakoni, membuat menarik
4. Mendengar dalam kelas efisien, jelas, mendukung

Yang jelas, perilaku guru seperti yang tercermin dalam deskripsi di atas, bisa saja berubah-ubah sesuai dengan tuntutan kelas belajar. Yang terpenting adalah pertimbangkan bagaimana guru berperilaku selama penampilan siswa dalam kelas.

C. GURU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam hal ini adalah mimik, isyarat, sebagai model bahasa dan penyedia masukan-masukan yang komprehensif. Untuk lebih jelasnya, akan dideskripsikan satu persatu.
1. Mimik dan isyarat sangat penting digunakan untuk meyakinkan sebuah arti bahasa yang digunakan dan atmosfir dalam kelas. Contoh yang paling sederhana adalah berpura-pura menjadi seorang pemabuk atau menunjukkan raut wajah sedih. Keahlian semacam itu bukan menjadi hal yang sulit bagi para guru untuk mempraktikkannya. Contoh lain yang bisa digunakan adalah mengangkat kedua bahu untuk menunjukkan suatu pemahaman yang berbeda.
2. Model Bahasa
Biasanya siswa mendapat model bahasa dari buku teks, jenis-jenis materi bacaan, radiotape dan video. Sebenarnya yang terpenting untuk menjadi model bahasa adalah guru itu sendiri.
Satu cara yang bisa digunakan untuk satu materi dialog contohnya, guru bisa menggambar 2 wajah yang berbeda di papan tulis dan berdiri diantara kedua gambar tersebut kemudian menjadi dua gambar tersebut yang sedang berbicara. Namun harus diperhatikan pula bahwa suara guru harus dapat didengar oleh siswa secara jelas, dan penyesuaian kondisi dan karakter kita dalam memerankan percakapan 2 orang yang berbeda. Kecepatan, Intonasi dan nada suara juga sangat mempengaruhi pemahaman siswa.

3. Keteladanan sebagai masukan yang komprehensif
Isu yang sering dihadapi oleh para guru di dalam kelas adalah seberapa banyak mereka berbicara dan jenis pembicaraan apa yang harus dilakukan. Padahal ada saatnya seorang guru harus lebih banyak diam dibandingkan dengan siswa, dan membentuk siswa secara berpasangan dan kelompok untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang aktif. Tapi ada saatnya juga bahwa guru harus terlibat dalam percakapan sederhana yang dilakukan bersama dengan para siswanya, untuk mendiskusikan beberapa topik yang berkenaan dengan kegiatan para siswa itu sendiri.
Idealnya, para guru harus menjadi tempat untuk menyediakan masukan yang komprehensif, karena penjelasan dari guru jauh lebih bermakna di mana buku teks, video dan radio tape tidak dapat melakukannya.
Bagaimanapun juga, jangan pernah memedulikan batasan seberapa banyak guru bicara. Jika guru berbicara setiap saat tanpa memperhitungkan bahwa siswa harus lebih produktif dan menghasilkan pembelajaran yang efektif melalui latihan-latihan, hal itu sama saja dengan kegiatan membaca dan mendengar yang biasa terjadi di dalam kelas, yang hasilnya, siswa akan cepat bosan mendengar ocehan gurunya yang tidak pernah berhenti. Intinya, peranan siswa haruslah lebih mendominasi peran guru di dalam kelas.

Melalui beberapa penjelasan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa gambaran tugas dan peran guru sangat mempengaruhi terciptanya atmosfir pembelajaran yang efektif dan efisien antara guru dan siswa. Guru harus lebih bijak menyikapi berbagai macam peran yang seharusnya dilakukan di dalam kelas walaupun tidak sesuai dengan hati nurani. Sehingga terkadang guru melakukan sesuatu yang jauh dari fungsi mendidik yang sebenarnya. Terkadang, kepercayaan diri yang berlebihan dapat membawa guru pada ketergantungan siswa terhadap sesuatu yang mereka pikir hanya guru mereka yang dapat melakukannya. Karena sangat sulit menjadi orang yang selalu bisa dipercaya dan melestarikannya dalam segenap pembelajaran yang dilakukan. Namun, cara-cara di atas setidaknya mampu menginspirasi para guru untuk bisa berbuat lebih baik lagi demi terciptanya pengajaran yang efektif. Semoga!

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Flowers and Decors. Powered by Blogger